Sejarah Hari Ini : 12 Tahun Tsunami Aceh

Kondisi Aceh Setelah Terkena Tsunami (Sumber : Wikimedia)

Pada pagi hari setelah natal, warga yang beragama Kristen masih semarak untuk merayakan natal. Namun, kesenangan itu tiba - tiba hilang dari wajah mereka berganti menjadi air mata dimana - mana. Ya, harta dan nyawa mereka hilang karena tsunami yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 9.1 Skala Richter menerjang Aceh.

Gempa ini hingga sekarang masih tercatat sebagai gempa terbesar ketiga di dunia. Gempa yang sangat parah ini juga mengakibatkan tsunami yang sangat dahsyat. Saking dahsyatnya, ada sebuah kapal yang terbawa hingga daratan dan sekarang digunakan untuk mengenang peristiwa gempa dan tsunami tersebut. Tercatat, korban jiwa yang tewas sebanyak 227.898 orang. Bahkan tsunami yang diakibatkan dari gempa ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara seperti Thailand, Srilanka, India, bahkan beberapa negara di Benua Afrika terkena dampaknya.

Menurut Tad Murty dari Tsunami Society, kekuatan Tsunami aceh sama dengan kekuatan lima ton bom TNT. Wilayah di dekat pusat gempa paling cepat terkena tsunami. Sementara untuk daerah yang jauh seperti Afrika Selatan membutuhkan waktu 16 jam untuk terkena tsunami

Alasan mengapa banyak korban dari tsunami ini adalah, selain karena besarnya magnitudo gempa, tidak adanya edukasi tentang cara dalam menghadapi gempa dan tsunami menjadi salah satu faktor utama dan juga tidak adanya infrastruktur peringatan gempa dan tsunami di Aceh. Negara - negara seperit Indonesia, Srilanka, dan Maladewa menetapkan status darurat nasional.

Sementara itu, untuk di daerah lain yang terkena dampak tsunami seperti Thailand, korban terbanyak adalah turis - turis yang sedang liburan. Warga negara Swedia menjadi korban terbanyak dengan 543 jiwa

Negara - negara lain pun langsung memberikan bantuan kepada negara - negara yang terkena peristiwa ini. Terutama Indonesia yang menjadi korban terbesar. Australia menjanjikan US$819,9 juta (termasuk paket bantuan US$760,6 juta untuk Indonesia), Jerman memberikan US$660 juta, Jepang US$500 juta, Kanada US$343 juta, Norwegia dan Belanda masing-masing US$183 juta, Amerika Serikat awalnya menjanjikan US$35 juta (kemudian dinaikkan menjadi US$350 juta), dan Bank Dunia memberikan US$250 juta. Italia juga menjanjikan US$95 juta, kemudian dinaikkan menjadi US$113 juta; $42 juta di antaranya disumbangkan oleh penduduk Italia menggunakan sistem SMS.

Dampak Dari Tsunami

Tsunami dan gempa ini diklaim tidak terlalu mempengaruhi ekonomi secara nasional Indonesia. Tapi, sangat memukul telak perekonomian daerah setempat. Terutama untuk sektor perikanan dan pariwisata. Faktor terbesar dari kerugian akibat gempa diakibatkan oleh rusaknya infrastruktur yang ada didaerah tersebut.

Selain dampak ekonomi, dampak lingkungan pun terjadi. Tercatat, akibat dari besarnya tsunami itu, menyebabkan banyaknya hutan mangrove atau bakau yang rusak berat. Belum lagi, makluk hidup lain yang tewas juga cukup banyak. Kemudian tentang air bersih yang sulit. Banyak sumur - sumur warga yang terkonteminasi dengan air asin dari laut sehingga tak layak minum.

Ada juga dampak dari sisi mental. Banyak orang - orang yang mengalami trauma berat. Mereka sangat takut bahkan ada yang sampai tidur di luar gedung karena takut tertimpa bangunan. Selain itu, anak - anak juga menjadi korban dari segi mental. Kehilangan ayah dan ibu mereka menjadi pukulan yang sangat pedih. Maka dari itu, banyak relawan yang berusaha untuk menghibur anak - anak agar setidaknya melupakan  apa yang baru saja terjadi pada diri mereka.

Martunis dan Cristiano Ronaldo

Selain itu, akibat dari tsunami ini, ada seorang bocah yang bernama Martunis diangkat sebagai anak angkat oleh Cristiano Ronaldo. Martunis saat itu diwawancarai oleh wartawan asing dan menggunakan jersey Portugal milik Cristiano Ronaldo. Saat itu, Cristiano Ronaldo pun langsung menuju Aceh untuk bertemu Martunis. Hingga kini, hubungan mereka pun masih hangat.

Tsunami Aceh ini juga menjadi inspirasi ide untuk membuat film yang berjudul The Imposibble. Namun, film ini tidak berlatar belakang di Indonesia. Namun, mengambil situasi tsunami di Thailand yang menceritakan keluarga yang terpisah lalu bersatu kembali akibat tsunami tersebut.

Untuk mengenang peristiwa ini, ada monumen yang dibuat untuk mengenang para korban - korban yang telah tiada. Selain itu, dibuat juga sebuah alat untuk mendeteksi gempa dan tsunami disana.