Stop Sebar Foto Korban Pembunuhan Pulomas

Ilustrasi Pembunuhan (Sumber : Daily Post India)

Dari kemarin hingga sekarang, pemberitaan di Indonesia terutama di media online, sedang hangat dibahas tentang pembunuhan sadis yang menimpa keluarga di Pulomas, Jakarta Timur. Korban sebanyak sebelas orang yaitu Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16), Dianita Gemma Dzalfayla (9), Amel, yang merupakan teman anak korban, Yanto yang merupakan sopir korban, dan Tasrok (40) yang juga merupakan sopir. Lima korban yang masih hidup adalah Emi (41), Zanetta Anette Kslila (13), Santi (22) yang merupakan pembantu, Fitriani (23), dan Windy (23).

Motif awal dari penemuan kasus ini adalah perampokan dengan kekerasan. Namun setelah ditelesuri lebih lanjut, motifnya hanya pembunuhan saja karena tidak ditemukan barang yang hilang. Setelah berita ini viral di internet, banyak netizen yang berkomentar turut berduka cita dan mengutuk para pelaku pembunuhan. Namun ironisnya, ada saja netizen yang menyebarkan foto - foto para korban di sosial media.

Entah dengan maksud apa mereka menyebarkan foto yang seharusnya tidak layak untuk ditunjukkan. Seharusnya, jika kita sudah mengetahui tentang kondisi para korban saat ditemukan, alangkah bijaknya kita tidak perlu menyebarkannya ke internet. Mengapa begitu ? Sebab, foto - foto para korban tersebut bisa menyebabkan para keluarga korban juga tambah sedih dan malah semakin membuat mereka trauma. Terutama untuk anak - anak yang masih selamat saat pembunuhan itu terjadi.

Hal kedua mengapa kita sebaiknya tidak menyebarkan kondisi para korban adalah, karena foto tersebut nemang sangat terlarang untuk ditunjukkan ke masyarakat umum. Sebab, foto - foto yang mengandung unsur kekerasan, darah, dan sejenisnya, bisa mempengaruhi bagi siapa yang melihatnya. Entah itu akan muncul rasa takut, ngeri, jijik, dan lainnya. Lagipun banyak juga anak - anak yang sudah bermain sosial media, kalau mereka melihat foto - foto tersebut sangatlah berbahaya bagi otak mereka.

Nah itu dia mengapa alasan stop menyebarkan foto - foto para korban. Mungkin maksud anda baik dengan mengajak netizen untuk mendoakan para korban yang masih selamat ataupun sudah meninggal. Namun, alangkah baiknya, kita berpikir lebih jauh dulu apa dampak yang akan ditimbulkan dari apa yang kita sebarkan ke internet. Terutama untuk keluarga korban yang kehilangan anggota keluarganya. Ingat jangan menyebarkan sesuatu di internet demi like dari teman - teman. Tapi, sebarkanlah sesuatu di internet yang layak dan juga bermanfaat untuk para netizen di dunia khususnya di Indonesia