Menurut Ahli, Tembok Impian Donald Trump Sulit Terwujud



Saat masih menjadi calon presiden Amerika Serikat, Donald Trump berjanji untuk membuat tembok di sepanjang perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko. Menurut Donald, tembok tersebut dibuat untuk mencegah imigran ilegal masuk ke Amerika Serikat terutama yang berasal dari Meksiko.

Namun, rencana tersebut bisa saja tidak akan terlaksana. Mengapa begitu ? Menurut para arsitek di Amerika, rencana Trump untuk membuat tembok di sepanjang perbatasan adalah hal yang tidak masuk akal. Meskipun hal ini bisa saja terwujud, namun presentase untuk mewujudkan tembok ini sangat - sangat kecil.  Berikut ini kami sajikan alasan mengapa projek tembok Trump sangat mustahil.

Butuh Biaya Yang Besar

Sebelum tembok Trump, Amerika pernah membuat infrastruktur yang memerlukan biaya sangat besar yaitu, jalan tol di sepanjang negara dan Erie Canal. Meskipun biaya pembangunan tembok dibagi dua dengan Meksiko (Presiden Meksiko menolak untuk membayar 25 juta dollar untuk projek tembok ini). Menurut Rosa Sheng,, Arsitek Senior dari Firma Bohlin Cywinski Johnson yang berbasis di San Fransisco mengatakan, "Saat ini Amerika sedang defisit sebesar 19 trilun dollar lebih. Daripada menghabiskan uang untuk membuat tembok, lebih baik kita fokus terhadap energi dan membangun jembatan"

Selain biaya materil, projek tembok Trump ini akan menghabiskan biaya tenaga manusia dan waktu yang sangat - sangat besar. Kita bisa ambil contoh dari pembangunan Tembok Raksasa yang ada di Cina. Tembok Cina tersebut lebih pendek daripada projek tembok Trump. Meski lebih pendek, biaya yang dibuat sangat besar. Pada saat pembangunan tembok tersebut, 400.000 pekerja meninggal dunia. Belum lagi biaya waktunya yang tentunya mungkin tembok tersebut bisa selesai melebihi periode jabatan Presiden Trump.

"Dengan biaya sebesar itu, kita harus bertanya kepada diri sendiri, 'Bisakah kita menempatkan dana dan sumber daya kita untuk sesuatu yang lebih berguna ?'" kata Rosa.

Tembok Mengancam Etika Arsitektur

William J. Martin, seorang arsitek lepas mengatakan, tembok Trump telah menyangkal filosofi dari arsitektur. "Arsitek mendesain tembok bukan sebagai penghadang, tapi sebagai cara untuk mengatur ruang.

Anggota dari American Institute Of Architects (AIA) dan American Society of Civil Engineers sependapat dengan Martin. "Anggota harus menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam semua usaha profesional mereka" kata mereka. Namun, banyak anggota dari organisasi tersebut meninggalkan organisasi itu sebab Wakil Presiden mereka yang bernama Robert Ivy mengeluarkan pernyataan "AIA berkomitmen untuk bekerja dengan presiden terpilih Presiden Trump"

Pembangunan Tembok Mengancam Pembangunan

Panjang perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko adalah 2000 mil. 650 mil diantaranya sudah terdapat pagar untuk orang dan mobil. Untuk membuat tembok sesuai dengan keinginan Trump, dibutuhkan beton sebanyak 339 juta kubik atau tiga kali lipat untuk membuat Hoover Dam.

Meski begitu, ada juga daerah - daerah di perbatasan yang tidak memiliki tembok atau pagar. Daerah tersebut adalah daerah yang memiliki kontur berbatu, gersang, tidak rata. Belum lagi jika ada daerah pegunungan yang pasti akan membuat biaya membengkak untuk membuat tembok di daerah tersebut.

Ada juga daerah perairan yang membentang dari Pantai Pasifik hingga Teluk Meksiko. Diperkirakan, dibutuhkan waktu selama 16 tahun atau 4 kali periode presiden di Amerika Serikat untuk membangun tembok di daerah ini. Namun, tentu saja sangat mustahil untuk dibangun di daerah ini karena daerahnya yang sangat tidak dimungkinkan untuk membuat sebuah tembok.


Ilustrasi Tembok Trump Di Perairan (Sumber: Business Insider)

Nah itu dia bebeerapa alasan dari para ahli kalau pembuatan tembok Trump sangat mustahil dilakukan. Kalau menurut kamu gimana ? Tetap buat tembok atau menggunakan cara lain yang lebih efisien ?

Sumber:
Business Insider
Menurut Ahli, Tembok Impian Donald Trump Sulit Terwujud Menurut Ahli, Tembok Impian Donald Trump Sulit Terwujud Reviewed by Unknown on 18:50 Rating: 5

Tidak ada komentar

Latest in Sports